Farewell Letter

04.20


To My dear “Beb”,

            Calling your real name without consent, sounds a lot awkward to me.

Sebuah kebiasaan kalau ditanggalkan kadang emang malah jadi aneh, tiba-tiba chat atau manggil lo pake nama misalnya. Atau di momen kayak sekarang, lo yang biasanya cuma pamit untuk pulang di hari libur, tiba-tiba pamit untuk pergi jauh, bukan cuma di hari libur, tapi di hari-hari setelahnya, senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu, minggu dan sampai ketemu senin lagi, lo tetep ga akan balik kesini.

Sedih. Ngebayanginnya sekaligus nerima kenyataannya.

Lo yang baru gue kenal satu tahun kebelakang ini, udah jadi makhluk yang punya tempat spesial di dunia gue. Rasanya kayak udah bertahun-tahun temenan sama lo, bukan sekadar temen apalagi kenalan, lo udah kayak sahabat lama. Mungkin karena sifat bawaan lo yang friendly, atau karena zodiak lo yang berelemen tanah, gue gak ngerti sih, ya bagian ini cuma cocokologi aja haha. Tapi satu yang pasti gue yakin, ini karena lo adalah orang yang baik, dan personality lo yang positif, no wonders people are easily attached to you, and they love you as much as I do. Same thing goes to my Dad, dia bilang dia seperti sudah lama kenal lo, dia juga ternyata merasa kehilangan. Aduh irinya... Gimana rasanya banyak yang sayang?

Gue juga gak ragu kalau nanti di tempat yang baru, lo akan sama dicintainya seperti di sini, dan di semua tempat yang lo pijak.

Beb, thankyou ya sudah mau jadi temen gue, padahal belom lama kenal tapi lo udah mau repot-repot jagain gue waktu sakit, (padahal itu juga pertama kalinya gue masuk rumah sakit seumur gue hidup). That means a lot, priceless, I could never payback your kindness. Terima kasih juga udah mau dan gak nolak ajakan 'Dia' waktu pertama kali dia ngajak lo main ke rumah gue (ya walau gue ga tau sih itu posisinya si 'Dia' maksa atau engga haha) yang jelas, I thank her for taking a step from our path, for us to meet each other or even for the next thing happened after.

Maaf kalau selama kita temenan ini ada hal-hal yang bikin lo sebel sama gue, either itu omongan gue yang nyakitin, sambatan yang pernah gue tulis di twitter, sifat-sifat gue yang emang nyebelin secara alamiah haha, bahkan untuk wacana-wacana yang sampai akhirnya belum terwujud.

Having a friend like you is a bless. Little did you may not know… I am so much comfortable being around you, having conversations with you, that’s why I never mind to ask you out to watch, to eat or just to waste time, bareng yang lain atau cuma berdua. I just feel save and fun. Once, you’ve said we’re one frequency, that was true, I felt it too.

Tho I’ve heard this issue months before, but I never anticipate my self to hear this in sudden, it breaks my heart honestly. But for you I know it could be your birthday gift, to get out from your boring job, and move to another city. Congratulations, and Happy Birthday. May your dreams come true, of course. Wishing you the best, exactly. Have a great journey ahead, indeed.

For the times we spent, for movies we watched, for foods n laugh we shared, for so many good talks and fool jokes. For fulfilling my days, thankyou, a lot, sincerely.

Everybody is going to miss you, I will. Till we meet again. Happy Birthday, beb.

P.S. by the way gue mau ngingetin sesuatu, nanti kalau di tempat baru di sana di kosan, jangan males sarungin bantal ya, ganti loh minimal satu bulan dua kali, jangan betah-betah aja pake bantal buluk astaga jorok banget si bangsat. Terus cari tempat tinggal yang ada kehidupan jangan yang isinya cuma lo doang satu bangunan, hobi banget tinggal sama setan. Beli helm baru woy!

Dari teman makan lontong sayur mu,
XOXO.



Yah belum pergi sudah rindu...
Sehat-sehat selalu,
Semoga aku selalu ada diingatanmu,
Sebagaimana kamu dan kenangan bersamamu
yang duduk manis di dalam kepalaku.








You Might Also Like

0 komentar