To My dear “Beb”,
Calling
your real name without consent, sounds a lot awkward to me.
Sebuah
kebiasaan kalau ditanggalkan kadang emang malah jadi aneh, tiba-tiba chat atau
manggil lo pake nama misalnya. Atau di momen kayak sekarang, lo yang biasanya
cuma pamit untuk pulang di hari libur, tiba-tiba pamit untuk pergi jauh, bukan
cuma di hari libur, tapi di hari-hari setelahnya, senin, selasa, rabu, kamis,
jum’at, sabtu, minggu dan sampai ketemu senin lagi, lo tetep ga akan balik kesini.
Sedih.
Ngebayanginnya sekaligus nerima kenyataannya.
Lo yang
baru gue kenal satu tahun kebelakang ini, udah jadi makhluk yang punya tempat
spesial di dunia gue. Rasanya kayak udah bertahun-tahun temenan sama lo, bukan
sekadar temen apalagi kenalan, lo udah kayak sahabat lama. Mungkin karena sifat
bawaan lo yang friendly, atau karena zodiak lo yang berelemen tanah, gue gak
ngerti sih, ya bagian ini cuma cocokologi aja haha. Tapi satu yang pasti gue
yakin, ini karena lo adalah orang yang baik, dan personality lo yang positif, no
wonders people are easily attached to you, and they love you as much as I do.
Same thing goes to my Dad, dia bilang
dia seperti sudah lama kenal lo, dia juga ternyata merasa kehilangan. Aduh
irinya... Gimana rasanya banyak yang sayang?
Gue juga
gak ragu kalau nanti di tempat yang baru, lo akan sama dicintainya seperti di
sini, dan di semua tempat yang lo pijak.
Beb,
thankyou ya sudah mau jadi temen gue, padahal belom lama kenal tapi lo udah mau
repot-repot jagain gue waktu sakit, (padahal itu juga pertama kalinya gue masuk
rumah sakit seumur gue hidup). That means a lot, priceless, I could never
payback your kindness. Terima kasih juga udah mau dan gak nolak ajakan 'Dia' waktu pertama kali dia ngajak lo main ke rumah gue (ya walau gue ga tau sih itu
posisinya si 'Dia' maksa atau engga haha) yang jelas, I thank her for taking a
step from our path, for us to meet each other or even for the next thing
happened after.
Maaf
kalau selama kita temenan ini ada hal-hal yang bikin lo sebel sama gue, either
itu omongan gue yang nyakitin, sambatan yang pernah gue tulis di twitter,
sifat-sifat gue yang emang nyebelin secara alamiah haha, bahkan untuk
wacana-wacana yang sampai akhirnya belum terwujud.
Having a
friend like you is a bless. Little did you may not know… I am so much
comfortable being around you, having conversations with you, that’s why I never
mind to ask you out to watch, to eat or just to waste time, bareng yang lain
atau cuma berdua. I just feel save and fun. Once, you’ve said we’re one
frequency, that was true, I felt it too.
Tho I’ve
heard this issue months before, but I never anticipate my self to hear this in
sudden, it breaks my heart honestly. But for you I know it could be your
birthday gift, to get out from your boring job, and move to another city.
Congratulations, and Happy Birthday. May your dreams come true, of course.
Wishing you the best, exactly. Have a great journey ahead, indeed.
For the
times we spent, for movies we watched, for foods n laugh we shared, for so many
good talks and fool jokes. For fulfilling my days, thankyou, a lot, sincerely.
Everybody
is going to miss you, I will. Till we meet again. Happy Birthday,
beb.
P.S. by
the way gue mau ngingetin sesuatu, nanti kalau di tempat baru di sana di kosan,
jangan males sarungin bantal ya, ganti loh minimal satu bulan dua kali, jangan
betah-betah aja pake bantal buluk astaga jorok banget si bangsat. Terus cari
tempat tinggal yang ada kehidupan jangan yang isinya cuma lo doang satu
bangunan, hobi banget tinggal sama setan. Beli helm baru woy!
Dari
teman makan lontong sayur mu,
XOXO.
Yah belum pergi sudah rindu...
Sehat-sehat selalu,
Semoga aku selalu ada diingatanmu,
Sebagaimana kamu dan kenangan bersamamu
yang duduk manis di dalam kepalaku.